Senin, 20 Desember 2010

Batik Semarangan

sumber;google
Batik Semarang adalah varian dari batik pesisiran, yang sebenarnya bukan pemain baru dalam dunia seni batik. Batik Semarang pernah berjaya pada abad 18-abad 19, karena waktu itu batik Semarang telah dipakai oleh semua kalangan, baik dari kelas bawah, menengah maupun atas. Motif masa itu yang dikuak pada tahun 1980-an-- terutama didominasi motif tetumbuhan atau semen yang berasal dari kata semi atau tumbuh dalam bentuk sarung kepala pasung. Di wilayah lain istilah ini biasa dikenal dengan nama kepala tumpal, pucuk rebung atau sorotan Motif ini didominasi warna cokelat dan hitam yang menampilkan kesan agung. Uniknya, motif batik semarangan justru diketahui dari hasil repro Los Angeles Country of Art, yang menampakkan motif sarung kepala pasung yang pernah dibuat tahun 1910.
Sekalipun pada perkembangan selanjutnya Batik Semarang tidak terlalu menonjol dalam percaturan dunia batik. Kini sebagai dampak positif dari peran media masa yang begitu gencar memberitakan tentang aktivitas berbagai sanggar dan komunitas yang memiliki kepedulian serta keprihatinan akan perkembangan batik sekarang ini, maka batik menjadi sebuah pilihan edukatif dan rekreatif bagi sebagian kalangan masyarakat.

Demikian pula dengan animo masyarakat Semarang yang kembali mencoba untuk menggali potensi dan jatidirinya melalui media batik. Dari kreatifitas para pemerhati batik di Semarang maka lahirlah beberapa motif baru yang mencerminkan karakter dari kota Semarang tersebut.

Salah satunya adalah  motif yang dinamakan Cheng Ho Neng Klenteng. Tergambar seorang panglima Cina dengan latar belakang Klenteng yang menjadi lambang dari kehadiran budaya Cina di Semarang. Penerimaan akan kehadiran sesuatu yang asing, justru menciptakan akulturasi budaya yang harmonis.
sumber :http://pnfisemarang.blogspot.com/p/cagar-budaya-kota-semarang.html

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management